Sawacana.com-Pidato We Are The Fire dari Abiskar Raut, pemuda Nepal, viral dan memicu demo Gen Z melawan korupsi. Baca analisis lengkap di sini.
Baca juga analisis pemikiran Rocky Gerung tentang kebebasan berpikir untuk melihat bagaimana ide perubahan digerakkan oleh kata-kata.
Siapa Abiskar Raut, Pemuda Nepal yang Mengguncang Dunia
Abiskar Raut adalah siswa Holy Bell School di Kathmandu. Di usia 16 tahun, ia menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap kondisi sosial-politik negaranya. Nepal tengah menghadapi masalah korupsi, pengangguran tinggi, dan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Ketidakpuasan itulah yang menjadi latar lahirnya pidato berapi-api Abiskar.
Pidato yang awalnya disampaikan di acara tahunan sekolah itu kemudian menyebar luas di media sosial. Waktu yang bertepatan dengan meningkatnya ketegangan sosial dan wacana pembatasan media sosial membuat pidatonya semakin meledak dan mendunia.
Isi Pidato “We Are The Fire” yang Mengguncang Nepal
Dalam pidatonya, Abiskar Raut menegaskan: “We are the fire that will burn away corruption.” Ia juga menyebut, “We are the storm that will sweep away injustice.” Pesan kuat ini menekankan bahwa pemuda tak boleh diam melihat ketidakadilan yang terus terjadi.
Bagi banyak orang, kata-kata Abiskar bukan sekadar orasi sekolah, tetapi refleksi dari suara jutaan pemuda Nepal. Ia menuntut pemerintahan yang bersih, transparan, dan pro-rakyat. Tak heran bila pidatonya disebut sebagai we are the fire speech Nepal oleh warganet dunia.
Dampak Langsung: Gelombang Demo Gen Z Nepal
Tak lama setelah video pidato Abiskar Raut viral, ribuan pemuda turun ke jalan di Kathmandu, Pokhara, dan kota-kota besar lain. Mereka menuntut penghapusan korupsi, kebebasan berekspresi, dan kesempatan kerja yang lebih baik. Media internasional menamai peristiwa ini sebagai Nepal Gen Z protests.
CNN Indonesia mencatat bahwa pidato ini menjadi pemicu penting di tengah ketegangan sosial [CNN Indonesia]. Portal NDTV juga menyoroti bagaimana pidato sekolah bisa memantik gerakan nasional, sementara Livemint menggarisbawahi konteks krisis sosial yang menambah resonansi pesan Abiskar.
Pandangan dan Opini Penulis
Kisah Abiskar Raut menjadi pelajaran berharga bahwa perubahan besar dapat dimulai dari keberanian seorang anak muda. Seperti halnya gerakan mahasiswa Indonesia 1998 atau protes pro-demokrasi di Hong Kong, pidato sederhana dapat menjadi percikan revolusi sosial.
Bagi Indonesia, fenomena ini menjadi pengingat bahwa generasi muda memiliki kekuatan moral yang besar. Di era media sosial, gagasan positif mampu menembus batas negara dan menginspirasi masyarakat global. Pidato Abiskar Raut adalah contoh nyata bagaimana kata-kata mampu menggerakkan dunia.
Sumber: CNN Indonesia, NDTV, Livemint

Pingback: Pidato Abiskar Raut Jadi Simbol Perubahan | sawacana.com
Pingback: Luka Nepal yang Disorot Pidato Abiskar Raut | sawacana.com
Pingback: Kata Dalam Aktivisme Abiskar Raut | sawacana.com