Jakarta, Sawacana.com — Rocky Gerung kembali menuai sorotan setelah memilih walkout dari program talkshow “Rakyat Berbicara” di iNews yang dipandu oleh Aiman. Dalam wawancara dengan jurnalis Hersubeno Arief, Rocky menjelaskan alasannya secara gamblang: forum tersebut dianggap tidak lagi mendidik, melainkan hanya menjadi panggung sensasi.
Forum Talkshow yang Dangkal
Rocky menyebut bahwa talkshow di televisi kini lebih sering menjadi ajang pembibitan kedunguan daripada perdebatan intelektual. Ia menilai, yang dipertontonkan bukan lagi adu argumen yang sehat, melainkan skenario untuk memicu sensasi semata.
“Sebetulnya tidak ada pendapat yang benar-benar diadu di situ. Yang dikejar hanya sensasi, bukan substansi. Itu yang membuat saya walkout,” tegas Rocky dalam wawancara tersebut.
Etika Walkout Menurut Rocky
Banyak pihak menilai walkout sebagai tindakan tidak etis. Namun, Rocky membalik pandangan itu. Baginya, keluar dari forum dangkal justru merupakan sikap yang etis dan intelektual. Ia menegaskan bahwa publik berhak mendapatkan ruang diskusi yang menghadirkan kecerdasan, bukan kedangkalan.
“Justru sangat etis ketika ada prinsip untuk mengatakan bahwa bila kedunguan itu dilanjutkan, maka hak publik untuk mendengarkan kecerdasan terhalang. Saya walkout demi publik,” ujarnya.
Kritik untuk iNews dan Aiman
Rocky juga menyampaikan kritik kepada iNews dan Aiman selaku presenter. Ia menilai forum yang dipandu Aiman lebih banyak mengejar popularitas ketimbang mencerdaskan penonton. Hal ini, menurutnya, semakin memperlihatkan kedangkalan redaksi televisi.
“Saya melihat iNews makin lama makin dangkal. Dan menariknya, mahasiswa yang hadir pun akhirnya memilih keluar untuk berdiskusi dengan saya di luar ruangan. Itu tanda kemuakan publik terhadap forum semacam itu,” jelas Rocky.
Penutup: Penghukuman Akademis
Bagi Rocky Gerung, walkout bukanlah aksi kontroversial, melainkan bentuk “penghukuman akademis” pada forum yang gagal mendidik. Dengan sikap ini, ia ingin menekankan bahwa diskusi publik harus mengutamakan logika dan substansi, bukan sekadar retorika kosong yang mengejar sensasi.
Artikel ini telah tayang di www.sawacana.com.

