Ilustrasi vektor Rismon Sianipar memegang buku Rekayasa Barang Bukti Digital sambil berbicara di forum publik, kritik keras reformasi Polri

Reformasi Atau Bubarkan Polri

Sawacana.com – Tokoh publik Rismon Sianipar dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) melontarkan pernyataan keras terkait kondisi kepolisian di Indonesia. Menurutnya, institusi Polri sudah terlalu bobrok jika hanya dibenahi dengan teori reformasi. “Kalau tidak bisa direformasi, lebih baik dibubarkan saja,” tegasnya.

Ilustrasi vektor Rismon Sianipar memegang buku Rekayasa Barang Bukti Digital sambil berbicara di forum publik, kritik keras reformasi Polri
Ilustrasi vektor Rismon Sianipar saat menyampaikan kritik tajam terhadap institusi kepolisian di ILC dan menunjukkan bukunya “Rekayasa Barang Bukti Digital”. (Sawacana.com)

Rismon menilai bahwa akar kerusakan Polri bukan semata di level bawah, melainkan di pucuk pimpinan. Ia menuding para jenderal sebagai sumber masalah, bahkan menyebut mantan Kapolri pernah menjadi otak rekayasa barang bukti digital. “Kalau mantan Kapolri saja bisa jadi otak rekayasa, bagaimana dengan jajaran di bawahnya?” ujarnya.

Buku “Rekayasa Barang Bukti Digital”

Dalam kesempatan itu, Rismon menunjukkan bukunya berjudul “Rekayasa Barang Bukti Digital oleh Puslabfor Polri, Studi Kasus Kopi Sianida”. Buku ini disusunnya, katanya, bukan karena benci terhadap kepolisian, melainkan karena cinta.

Ia menantang Mahfud MD atau siapapun yang kelak memimpin tim reformasi Polri untuk berani memberi hukuman berat, bahkan kepada jenderal aktif maupun pensiunan. “Jangan hanya lip service. Kalau memang salah, tangkap saya besok. Saya siap,” ucapnya lantang.

Kritik Terhadap Kasus Besar

  • Kasus Kopi Sianida: Ia menyebut ahli digital forensik Bareskrim Polri telah menipu hakim dalam persidangan PK 2024 dengan manipulasi metadata dan hilangnya ribuan frame video.
  • Buku Merah: Disebut pernah di-tipex dan disobek oleh penyidik Polri di KPK.
  • Kasus KM 50 (FPI): Rismon menyoroti hilangnya jejak digital, CCTV yang dihapus, hingga bukti darah yang dibersihkan di lokasi.
  • Tragedi Kanjuruhan: Ia menuding ada 3 jam lebih rekaman video yang hilang dari area parkir.

Menurutnya, sederet kasus itu membuktikan Polri bukan hanya bermasalah di teknis, melainkan sudah “bobrok sistemik.”

Usulan Radikal: Hapus Pangkat Jenderal Polri

Lebih jauh, Rismon mendorong agar pangkat “jenderal” di Polri dihapus. “Di negara lain cukup inspektur. Jangan lagi ada jenderal jenderal sombong,” katanya. Ia bahkan meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mempertimbangkan pembubaran institusi kepolisian bila reformasi hanya sekadar teori.

Tantangan Terbuka

Pernyataan Rismon Sianipar menjadi tantangan terbuka bagi tim reformasi Polri yang akan dibentuk pemerintah. “Rakyat merindukan melihat mafia polisi ditangkap, bukan hanya rakyat kecil yang diperiksa. Kalau hanya lip service, lebih baik bubarkan saja. Omong kosong kalau tidak punya nyali,” pungkasnya.

Sumber: @IndonesiaLawyersClubReborn

Informasi ini telah tayang di www.sawacana.com. Lihat juga postingan terkait di TikTok @sawacana dan di YouTube @sawacana_1.

Artikel ini termasuk dalam kategori: Opini, Artikel Unggulan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja