Pria muda berlari santai di jalan dengan pakaian olahraga, melambangkan gaya hidup sehat dan aktif

Hitung Nutrisi Kebutuhan Tubuh Anda Setiap Hari Jangan Sampai Tidak Tahu!

Menghitung kalori, protein, lemak, dan karbohidrat harian sangat penting untuk menjaga tubuh tetap sehat, bertenaga, dan ideal. Artikel ini membimbing Anda menghitung kebutuhan nutrisi dengan cara sederhana dan praktis.

1. Hitung BMR (Basal Metabolic Rate)

BMR atau Basal Metabolic Rate adalah jumlah kalori minimum yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan fungsi dasar saat istirahat total, seperti bernapas, memompa darah, menjaga suhu tubuh, dan kerja organ dalam. Artinya, meskipun Anda hanya berbaring seharian tanpa aktivitas, tubuh tetap membutuhkan energi dalam bentuk kalori agar tetap hidup. Setiap orang memiliki nilai BMR berbeda tergantung usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Semakin tinggi BMR seseorang, semakin banyak kalori yang dibakar tubuh dalam kondisi istirahat.

  • Pria: (10 × berat kg) + (6.25 × tinggi cm) − (5 × umur) + 5
  • Wanita: (10 × berat kg) + (6.25 × tinggi cm) − (5 × umur) − 161

2. Sesuaikan dengan Aktivitas (TDEE)

TDEE atau Total Daily Energy Expenditure adalah total kebutuhan energi harian yang mencakup BMR ditambah kalori yang terbakar dari aktivitas fisik sehari-hari. Jadi, meskipun dua orang memiliki BMR sama, kebutuhan kalori hariannya bisa berbeda jika tingkat aktivitasnya berbeda. Misalnya, seseorang yang bekerja di kantor dengan aktivitas ringan tentu membutuhkan kalori lebih sedikit dibanding seorang atlet yang berlatih intens setiap hari. Dengan mengetahui TDEE, Anda bisa menyesuaikan pola makan agar sesuai dengan tujuan, apakah ingin menurunkan berat badan, menjaga berat badan, atau menambah massa otot.

Kalikan BMR dengan faktor aktivitas:

  • Sedentary (jarang olahraga) → × 1.2
  • Ringan (1–3x olahraga/minggu) → × 1.375
  • Sedang (3–5x olahraga/minggu) → × 1.55
  • Berat (6–7x olahraga/minggu) → × 1.725
  • Sangat berat (atlet) → × 1.9

3. Distribusi Makronutrien

Makronutrien terdiri dari tiga komponen utama: protein, lemak, dan karbohidrat. Ketiganya memiliki peran penting yang tidak bisa saling menggantikan. Protein berfungsi sebagai bahan baku membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk otot dan hormon. Lemak berperan dalam menjaga fungsi hormon, menyerap vitamin, serta sebagai cadangan energi. Sedangkan karbohidrat adalah sumber energi utama yang digunakan tubuh untuk beraktivitas sehari-hari, mulai dari berjalan hingga berolahraga. Menentukan distribusi makronutrien yang seimbang sesuai kebutuhan akan membuat tubuh lebih bertenaga, metabolisme tetap optimal, dan hasil diet atau latihan lebih efektif.

Setelah tahu kebutuhan kalori harian, bagi menjadi:

  • Protein: 1.2–2 g × berat badan (kg)
  • Lemak: 20–30% total kalori
  • Karbohidrat: sisanya untuk energi utama

4. Contoh Perhitungan

Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat contoh nyata perhitungan kebutuhan kalori. Misalnya seorang pria berusia 25 tahun dengan berat 60 kg dan tinggi 165 cm. Pertama, kita hitung BMR-nya dengan rumus Mifflin–St Jeor dan hasilnya sekitar 1.498 kalori. Angka ini menunjukkan jumlah kalori minimum yang dibutuhkan tubuhnya meski tidak beraktivitas sama sekali. Selanjutnya, karena orang ini memiliki aktivitas sedang (berolahraga 3–5 kali per minggu), maka BMR dikalikan faktor 1.55 sehingga kebutuhan total hariannya (TDEE) menjadi sekitar 2.322 kalori. Dari angka ini, kita bisa membagi ke dalam makronutrien: sekitar 96 gram protein, 64 gram lemak, dan 339 gram karbohidrat. Perhitungan ini memberikan gambaran praktis bagaimana teori bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Pria 60 kg, 165 cm, 25 tahun, aktivitas sedang:

  • BMR = 1.498 kkal
  • TDEE = 2.322 kkal/hari
  • Protein = 96 g (≈ 384 kkal)
  • Lemak = 64 g (≈ 580 kkal)
  • Karbohidrat = 339 g (≈ 1.358 kkal)

5. Contoh Menu Sehari

Setelah mengetahui jumlah kalori dan distribusi makronutrien yang dibutuhkan, langkah berikutnya adalah menyusun menu harian yang sesuai. Tujuannya agar kebutuhan gizi dapat terpenuhi dengan makanan yang sederhana, mudah ditemukan, dan tetap enak dikonsumsi. Misalnya, sarapan dengan oatmeal, telur, dan buah bisa memberikan energi yang stabil di pagi hari. Di siang hari, nasi merah dengan ayam dan sayur membantu memenuhi kebutuhan protein dan serat. Sementara itu, camilan sehat seperti yogurt atau roti gandum menjaga tubuh tetap bertenaga tanpa kalori berlebih. Dengan menyusun pola makan seperti ini, tubuh tidak hanya mendapat kalori yang tepat, tetapi juga kualitas nutrisi yang seimbang untuk menunjang aktivitas sepanjang hari.

Untuk 2.300 kalori, 100 g protein:

  • Sarapan: oatmeal + telur + pisang
  • Camilan: yogurt + buah
  • Siang: nasi merah + ayam + sayur
  • Sore: roti gandum + selai kacang
  • Malam: ikan + kentang + sayuran hijau

6. Tips Praktis

Mengatur pola makan sering kali gagal bukan karena tidak tahu hitungan kalori, melainkan karena sulit konsisten. Oleh karena itu, tips praktis sangat penting untuk membantu menjaga disiplin. Salah satunya adalah menggunakan aplikasi penghitung kalori agar lebih mudah melacak asupan harian tanpa harus menghitung manual. Selain itu, memilih makanan utuh seperti nasi, sayur, buah, ikan, dan daging akan membuat tubuh lebih cepat kenyang sekaligus bergizi. Jangan lupa melakukan evaluasi secara berkala, misalnya setiap dua minggu, untuk melihat apakah berat badan, energi, dan performa harian sudah sesuai target. Dengan cara ini, perjalanan menuju tubuh sehat dan ideal akan terasa lebih realistis dan berkelanjutan.

  • Gunakan aplikasi pencatat kalori (MyFitnessPal, FatSecret).
  • Konsumsi makanan utuh, bukan junk food.
  • Buat defisit kalori untuk diet, surplus untuk bulking.
  • Evaluasi hasil tiap 2–4 minggu.

Catatan: Panduan ini bersifat edukasi. Jika Anda memiliki kondisi medis khusus, sebaiknya konsultasi ke dokter atau ahli gizi.

Kesimpulan

Kesimpulannya, menghitung nutrisi harian bukan hanya soal diet, tapi tentang gaya hidup sehat jangka panjang. Dengan disiplin sederhana, Anda bisa menjaga berat badan ideal, membangun otot, dan tetap berenergi setiap hari.

Baca juga: Produk Digital di Sawacana

Sumber: WHO: Healthy Diet

(Opini Pribadi)

Menurut saya, menghitung nutrisi harian bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan cara untuk lebih mengenal tubuh kita sendiri. Saat pertama kali mencoba menghitung kalori, saya juga merasa ribet, tapi lama-lama justru jadi terbiasa dan lebih sadar apa yang saya makan setiap hari. Hasilnya, tubuh terasa lebih bertenaga, pikiran lebih fokus, dan berat badan lebih terkontrol. Jadi, jangan anggap ini beban, tapi jadikan sebagai investasi kecil untuk kesehatan jangka panjang. Karena pada akhirnya, tubuh sehat adalah modal utama untuk bisa produktif, bahagia, dan menikmati hidup sepenuhnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja